Ketika akan neke ke angkot tadi dia hampir terjatuh. Antara mau ikut dan tidak tadi dia di ankot itu. Akhirnya dia ikut juga.
Tadi ada seorang wanita berbadan lumayan tinggi dan kurus. Dia mengenakan jilbab, sepati dan kaus kakai kalai nggak salah ingat berwarna kuning, panjangnya hingga ke lutut. Dia membawa dua buah tas kecil yang diletakkannya di pangkuannya.
Aku duduk di tempat duduk kursi sebelah kiri dan bagian paling belakang, karena angkotnya tadi belum begitu penuh, jadi aku lngsung saja duduk di bagian belakang, supaya penumpang lain tidak slulit untuk masuk.
Awalnya aku tidak heran dengan perempuan ini, tapi saat tidak berapa jauh angkot berjalan dia tiba-tiba menyapa dengan keras orang yang lewat di jalanan.
Dia tersenyum-senyum melihat aku, tapi aku tetap berekspresi datar dan tidak membalas senyumannya, karena aku takut dia malah edekat ke aku. hehhe…
Angkot berhenti, karena ada penumpang yang mau naik. Penumpang tersebut seorang perempuan berjilbab, dengan membawa tas di tangannya. Dia naik, dan duduk di dekat perempuan yang suka tersenyum tadi. Dia belum tahu kalau perempuan itu suka tersenyum-senyum. :). Tiba-tiba, saat angkot direm, perempuan yang suka tersenyum itu seolah-olah menjatuhkan tas yang dibawanya ke arah permpuan yang baru naik tadi, sambil mencubit tangan perempuan yang baru naik tersebut.
Dengan cepat, perempuan yang baru naik tadi berpindah ke tempat duduk paling belakang, menjadi persis berhadapan dengan aku.
“Kak, orang itu mungkin ada kurang-kurangnya” kata ku pada perempuan yang baru pindah ke belakang tadi.
“iya mungkin”. katanya
“Iya kak, saat ini banyak orang stress kak”. kata ku lagi.
“Itulah kak, harus hati-hati kita kak, bisa saja orang pura-pura, karena banyak sekarang modus pencurian di angkot”. jawba ku.
“Apalagi sekrang nyari kerja susah, orang jadi menghalalkan segala cara untuk memperoleh uang”. Katnya lagi.
Tiba-tiba angkot direm lagi. Saat ini perempuan yang suka senyum tadi tiba-tiba menumbangkan badannya ke arah penumpang yang duduk di sebelah kanannya. Penumpang tersebut ku rasa masih anak SMA, tapi dia hanya diam saja, nggak berani untuk menyuruh perempuan yang suka tersenyum itu menjauh.
Aneh, ntah kenapa aku juga gak tahu, kok ada begitu. Kalau pun perempuan tersebut gila, aku rasa dia masih baru menjadi orang gila. Karena pakaiannya belum begitu lusuh, dan masih lumayan bersih.
Akhirnya orang tersebut turun di persimpangan jalan Arif Rahman hakim, tempat yang banyak jualan buah itu. Dia nggak bayar ongkos, begitu dia turun dia langsung berjalan ke arah yang berlwanan dengan angkot.
Ada-ada aja ya, memang semakin banyak orang yang stress sekarang ini.